TIPS MENGHILANGKAN SUARA GHOIB DI KELAS

Pendidikan, khususnya di perguruan tinggi merupakan sarana menumbuhkan potensi / bakat individu dalam bermasyarakat dan elemen penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, terbuka, mampu bersaing dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Terealisasinya pendidikan di tingkat perdosenan tinggi yang berkualitas, pemerintah dan lembaga perdosenan tinggi senantiasa perlu melaksanakan riset terhadap sistem pendidikan yang berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperbaiki sistem perkuliahan. Proses pembaruan dan penyempurnaan sistem perkuliahan akan menghasilkan suatu outcome baru yang dipandang lebih efektif dan efisien.

Efektivitas dan efisiensi suatu proses perkuliahan sangat ditentukan oleh kemampuan dosen dalam merancang sebuah perkuliah, serta peran serta mahamahasiswa yang terlibat dalam proses perkuliahan. Mahamahasiswa merupakan individu yang unik dan berkembang sesuai tahap perkembangannya. Kemampuan berfikir analitis mahamahasiswa tentu akan membantu jalannya perkuliahan. Untuk menyiapkan out come yang memiliki kualitas, maka perlu adanya sebuah riset atau study untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh mahamahasiswa sebagai bekal menjadi seorang pendidik.

Dari hasil observasi di kelas 2B PGSD Universitas Muhammadiyah Magelang terdapat beberapa hal yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut. Munculnya suara ghoib dalam proses perkuliahan (suara-suara yang belum berani dipertanggung jawabkan, misalnya menjawab pertanyaan dari dosen akan tetapi masih ragu-ragu, sehingga muncul suara yang tidak mau mengakui siapa pemilik suara tersebut). Mahasiswa memiliki kelebihan energi yang belum tersalurkan sepenuhnya. Dapat di katakan secara global kecenderungan gaya belajar mereka adalah kinestetik. Mahasiswa memiliki potensi yang dapat dikembangkan sepenuhnya.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan selama observasi di atas, maka inovasi kegiatan perkuliahan yang dapat dilakukan adalah learn and doing. Kegiatannya menggabungkan perkuliahan dengan kegiatan perkuliahan presentasi di dalam kelas pada minggu ini, dan mempraktikannya di minggu berikutnya dengan model Contextual Teaching and Learning. Hal ini tidak terlepas dari materi perkuliahan Konsep Dasar IPA yang membutuhkan aktivitas keterampilan proses dalam praktik dan pemahaman materi dasar yang kuat. Kegiatan ini mendukung mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta menyalurkan sebagian energi yang belum tersalurkan secara maksimal. Selain itu, hal ini untuk mengatasi suara ghoib yang muncul selama perkuliahan. Ketika mahasiswa sudah yakin dengan jawabannya, dengan mempelajari secara praktik dan teori di kelas, maka mereka akan yakin dengan setiap jawaban yang disampaikannya.

Hasil yang diperoleh mahasiswa mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas apa yang diucapkannya. Pemahaman mahasiswa terhadap materi secara kontekstual menjadikan mereka menjadi insan yang memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar melalui apa yang diamatinya. Kemampuan memberikan penguatan terhadap ide dan gagasan mulai nampak. Hal ini tentu dapat dijadikan sebuah inovasi dalam perkuliah Konsep Dasar IPA.

 

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA 2B PGSD
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Oleh : Prajana Marwan Sejati
NIM 16712251080