Sekolah Kebangsaan Kampung Kolam Kuala Rompin: SD Inklusi yang Memadukan Kebudayaan Melayu dan Globalisasi

.

Pada tanggal 24 Agustus 2016 lalu, mahasiswa Pendidikan Dasar angkatan 2015 melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar (SD) Kampung Kolam Kuala Rompin, Malaysia, didampingi Kepala Prodi Dikdas Dr. Muh. Nur Wangid, M.Si. Pukul 08.00 MYT (Malaysia Time), pihak SD, atau di sana disebut  Sekolah Rendah, menjemput rombongan menuju SD. Sampai di SD kami cukup terkesima, sekaligus terharu, puluhan siswa berjajar mulai dari gerbang sekolah membawa spanduk “Welcome to SK Kampung Kolam Kuala Rompin, Graduate School, Yogyakarta State University” dan menyambut kami penuh senyum, bahkan jajaran Dinas Pendidikan Koalam Rompin dan para guru juga ikut menyambut. Tarian penyambutan disajikan saat kami memasuki halaman sekolah, bahkan kami disuguhi berbagai makanan khas Malaysia, seperti asam laksa penang, lemak peruk kera, dan puding raja, untuk sarapan terlebih dahulu.

Setelah itu kami diberi penjelasan mengenai sistem pendidikan secara umum di Malaysia, dan secara khusus sistem pendidikan di SD Kampung Kolam Kuala Rompin. Sekolah Kebangsaan Kampung Kolam merupakan sebuah Sekolah Kebangsaan Malaysia yang terletak di Jalan Kampung Kolam, Kabupaten Kuala Rompin, Provinsi Pahang, Malaysia. Sekolah ini dibina pada akhir tahun 2000 dan beroperasi sepenuhnya pada pertengah tahun 2001. Sekolah ini terdiri dari 44 orang guru, 6 pembantu pengurusan siswa, 1 kepala sekolah, dan 1 guru TIK. Sekolah ini dibangun di atas 12 hektar tanah. SK Kampung Kolam Kuala Rompin memiliki 550 siswa termasuk siswa pra sekolah dan kelas pemulihan khas integrasi. Siswa pra sekolah terdiri dari siswa yang berusia 4–6 tahun. Jenjang sekolah rendah ditempuh selama enam tahun (usia 6-12 tahun) untuk siswa normal. Sedangkan siswa berkebutuhan khusus menempuh sekolah rendah selama 8 tahun melalui kelas pemulihan khas integrasi.

Sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang secara keseluruhan termasuk sistem dan program seluruhnya diatur oleh negara, dalam hal ini yaitu kerajaan. Secara tertulis RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dari pusat dan sudah paten, tidak bisa dirubah. Namun ada kebijakan yang memperbolehkan guru mengembangkan RPP tersebut sesuai kebutuhan lapangan. High Order Thinking Skills menjadi salah satu hal yang wajib diterapkan dalam pembelajaran, bahkan tertulis secara langsung dalam kurikulum. Sehingga soal-soal yang diberikan kepada siswa berupa pertanyaan terbuka (open ended question). Standar penilaian SKKK mengikuti dokumen standar prestasi yang berlandaskan pada taksonomi Bloom terbaru. Semua modul telah disediakan oleh kementerian dan harus benar-benar dijadikan panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Ada beberapa jenis kelas yang ada di sekolah ini, mulai dari LINUS (kelas bagi siswa berkesulitan bahasa (Inggris dan Melayu) dan matematika dengan modul khusus sesuai kebutuhan siswa, jangan bayangkan kelas ini ruangan sempit gelap untuk mengeksekusi siswa berkesulitan bahasa dan matematika, kelas ini luas, terang, disertai banyak media bahasa Inggris, bahasa Melayu dan Matematika, bahkan disertai psikolog dan ahli pendidikan guna mendeteksi kesulitan belajar siswa. Selanjutnya ada kelas inklusi atau kelas pemulihan khas integrasi. Kelas ini merupakan kelas khusus bagi siswa berkebutuhan khusus. Terdapat enam guru khusus ABK dan satu guru olah raga yang menangani siswa di kelas ini. Program pembelajaran di kelas ini yaitu proram akademik dan kemahiran hidup. Kelas selanjutnya adalah Kelas J-QAF yang menitikberakan pada pembelajaran agama Islam dengan program kelas J-QAF terdiri dari baca tulis Al Quran, hafalan Quran, dan Bahasa Arab. Ada juga laboratorium komputer, dan perpustakaan, dimana perpustakaannya tidak hanya memuat buku sumber bacaan siswa, tetapi juga ada artefak dan kerajinan tradisional yang dipamerkan dan dibuat guru serta siswa. Terdapat empat siswa yang ditunjuk sekolah untuk menjaga perpustakaan. Untuk menarik siswa membaca, siswa yang paling banyak membaca buku (lebih dari 2000 buku) dalam kurun waktu satu tahun mendapatkan penghargaan dari sekolah kemudian dikirim untuk lomba di tingkat provinsi dan nasional.

Dalam berkomunikasi dengan orang tua wali murid, sekolah menggunakan FROG VLE ini diadaptasi dari United Kingdom. FROG VLE (FROG Virtual Learning Environment) merupakan sebuah program sekolah yang memfasilitasi orangtua dan guru untuk dapat mengakses kemajuan belajar siswa melalui internet. Masing-masing orangtua, dan guru memliki akun tersendiri untuk masuk ke FROG VLE.

Sementara untuk kegiatan ekstrakurikuler ada tari persembahan silat khas Malaysia, hadroh dan semacam pramuka. Ektrakurikuler sedikit karena kegiatan siswa di luar pelajaran seperti tambahan bahasa, agama, dan TIK sudah padat. Seperti khas orang Melayu, setiap ada kesempatan, terutama membuka dan menutup kegiatan, guru pasti memberikan pantun, dan itu dadakan, berbalas pantun di antara siswa juga bisa spontan. Ketika kami mendadak diminta membalas pantun kami harus berpikir-pikir apa sampiran dan isinya.

Meski siswa diminta untuk mengglobal, wajib bisa berbahasa Inggris, bahasa Melayu tidak dilupakan. Kesopanan dalam menghadapi tamu, keramahan mereka, tidak kalah dengan dengan masyarakat kita. Cara guru memperlakukan siswa di kelas inklusi juga cukup manusiawi. Guru tidak memburu siswa berkebutuhan khusus menjadi normal, cukup menjadikan mereka siswa yang bisa melakukan apapun sendiri. Meski komunikasi orang tua wali murid dengan sekolah bisa virtual, tapi di acara kedatangan kami, orang tua wali murid bersama-sama menyiapkan jamuan dan kenang-kenangan khas Kuala Rompin, sungguh kunjungan yang tak akan kami lupakan.

Selain ke SD Kampung Kampung Kolam Kuala Rompin, kami juga diajak mengunjungi Dinas Pendidikan Kuala Rompin. Dinas Pendidikan ini tugasnya sama di Indonesia mengurus berbagai hal yang menyangkut pendidikan, mulai dari pendidikan guru, pengembangan profesionalisme guru, siswa, kurikulum, prestasi siswa di luar sekolah. Selain itu banyak dinas pendidikan ini menjadi penyaring berbagai beasiswa peningkatan pendidikan para guru. (Ningrum Perwitasari).