Penerapan Collaborative Learning dan PBL di SD Bantul Timur

Praktik Pembelajaran di SD merupakan mata kuliah wajib yang diampu oleh Dr. Ali Mustadi, M.Pd. Mata kuliah ini memberi kesempatan kepada mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Dasar untuk melaksanakan praktik pembelajaran di sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 sekaligus untuk belajar lebih lanjut tentang pendekatan tematik integratif. Praktik ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2015.

SD Bantul Timut merupakan salah satu sekolah pelaksana pilot project Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di Kabupaten Bantul. Sekolah ini menjadi tempat praktik yang sangat strategis karena berada di tengah kota. Karakteristik siswanya beragam baik dari golongan menengah ke atas dan menengah ke bawah. Jumlah seluruh siswanya 503 siswa yang terbagi menjadi 19 kelas. Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Nurhayati, S. Pd dan beralamat di Jalan RA. Kartini No. 42 Trirenggo Bantul DIY, 55714.

Praktikan mendapat sambutan yang baik dari keluarga besar SD Bantul Timur ketika kegiatan praktik pembelajaran dilaksanakan. Setiap praktikan wajib memiliki guru pendamping (pamong) selama kegiatan praktik pembelajaran berlangsung. Guru pamong Ibu Mahanani S. Pd selaku wali kelas 3.  Beliau banyak memberikan masukan dan saran terkait praktik pembelajaran yang dilakukan praktikan. Kelas yang digunakan pada praktik pembelajaran adalah kelas 3 dan kelas 5. Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang lebih menekankan pada proses berpikir secara ilmiah melalui kegiatan 5 M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.

Beberapa model dan metode pembelajaran yang digunakan praktikan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu penerapan Colaborative Learning dan Problem Based Learning (PBL). Kedua model atau metode ini diharapkan dapat mendukung pendekatan saintifik  yang merupakan titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa. Sebelum dilakukan praktik pembelajaran di kelas, praktikan melakukan observasi awal dan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru pamong. Pada kegiatan observasi awal diperoleh hasil bahwa siswa kelas 3A mempunyai karakteristik yang aktif bergerak tetapi kurang aktif dalam bertanya. Hasil observasi di kelas 5B, siswa-siswanya mempunyai karakteristik aktif berdiskusi, tetapi kurang dalam hal kedisiplinannya.

Pada pembelajaran di kelas 3, praktikan menggunakan metode Colaborative Learning. Penerapan Colaborative Learning ini diharapkan dapat memudahkan para siswa belajar dan bekerja bersama, saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu. Siswa kelas 3 terlihat sangat antusias selama proses pembelajaran meskipun pada awal pembelajaran praktikan mengalami kesulitan pada penguasaan kelas. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan meliputi kegiatan percobaan kelompok tentang perubahan fisika dan kimia, menyusun puzzle keanekaragaman agama, membuat ajakan dan semboyan tentang pemanasan global melalui poster barang-barang bekas, menonton video animasi terjadinya pemanasan global, dan mewawancarai teman sebangku tentang kegiatan untuk mengurangi laju pemanasan global. Melalui metode ini, siswa tidak hanya memproleh berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang materi pembelajaran tetapi juga sikap menghargai pendapat orang lain serta tanggung jawab pada tugas yang diberikan. Pada pembelajaran di kelas 5, praktikan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Proses pembelajaran didesain dalam 5 kegiatan yaitu orientasi masalah, mengorganisasikan, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan data, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan meliputi pemecahan masalah tentang sistem pencernaan makanan dan pernafasan pada manusia dari artikel majalah, surat kabar, dll. Pada pembelajaran Problem Based Learning, siswa belajar untuk mengenal permasalahan yang ada, mencari penyebab, menyelidiki dan mencari informasi berdasarkan data yang dari artikel yang ada sehingga diharapkan siswa dapat terampil menyelesaikan permasalahan dalam dunia nyata. Setelah praktik pembelajaran di kelas 3 dan kelas 5, praktikan bersama guru pamong melakukan evaluasi dan refleksi. Selama proses pembelajaran, praktikan dan guru pamong memperoleh pengalaman baik dari metode pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran tematik integratif serta penerapan pendekatan saintifik. Secara umum, masukan dari guru pamong adalah tentang pengkondisian kelas (Margareta Widiyasanti/14712259015 Dikdas P2TK 2014)