Memaksimalkan Collaborative Learning di SD Piyungan Bantul

Mata kuliah praktik pembelajaran di SD merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Prodi Dikdas konsentrasi praktisi pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Mata kuliah ini mengharuskan mahasiswa untuk melakukan praktik pembelajaran secara langsung di lapangan, dalam hal ini di Sekolah Dasar (SD). Mata kuliah praktik pembelajaran di SD untuk kelas P2TK diampu oleh Dr. Ali Mustadi, M.Pd.

Lokasi praktik pembelajaran adalah SD yang ada di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada program praktik pembelajaran tahun 2015 ini, penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan praktik pembelajaran di SD Piyungan yang berlokasi di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul. Sekolah ini menerapkan Kurikulum 2013 sejak pertama kurikulum ini diberlakukan. SD Piyungan merupakan sekolah dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Terdapat 518 siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.  Siswa di sekolah ini rata–rata mempunyai kemampuan belajar yang menengah ke atas. Didukung dengan peran orang tua yang sangat peduli terhadap pendidikan anak-anaknya, menjadikan proses belajar di sekolah ini semakin berjalan dengan baik.

Mahasiswa dalam kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pihak sekolah dalam rangka peningkatan maupun pengembangan program-program sekolah khususnya dalam pembelajaran. Oleh karena itu mahasiswa sebagai peserta praktik pembelajaran berusaha untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik sebagai upaya untuk lebih memajukan sekolah dalam bidang pembelajaran. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat mengukur kesiapan dan kemampuan menjadi inovator, mediator, sekaligus problem solver dalam menghadapi permasalahan pembelajaran di sekolah.

Kegiatan praktik pembelajaran di SD Piyungan dilaksanakan sejak tanggal 19-31 Oktober 2015 dan dilaksanakan di sela-sela kegiatan perkuliahan. Sebelum melaksanakan pembelajaran, praktikan berkonsultasi pada guru pamong demi kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang dikonsultasikan antara lain materi, metode maupun media yang akan digunakan saat kegiatan pembelajaran. Masing-masing mahasiswa diharuskan melaksanakan praktik sebanyak empat kali. Dua kali praktik di kelas rendah dan dua kali praktik di kelas tinggi. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, penulis menggunakan pendekatan saintifik, dan model collaborative learning. Sedangkan penggunaan metode bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada setiap pertemuan.

Hasil pelaksanaan praktik pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan scientific membuat siswa aktif untuk mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir ilmiah, runtut dan menarik kesimpulan melalui diskusi. Penerapan model collaborative learning dalam pembelajaran sangat membantu siswa untuk berperan aktif, saling bekerja sama dan berbagi pengetahuan sehingga tercipta suasana belajar yang nyaman tanpa adanya persaingan antar siswa maupun antar kelompok. Adanya perilaku siswa yang kurang mendukung pembelajaran, dilakukan pendekatan dan pendampingan untuk mengatasinya. Praktikan menyediakan waktu kepada siswa yang kurang memahami materi, dengan cara mendekati siswa dan membimbing siswa secara intensif dalam mengerjakan soal latihan. Secara umum, seluruh siswa antusias mengikuti pembelajaran bersama mahasiswa praktikan sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar sebagaimana yang direncanakan. (Arifah Nur/ Dikdas P2TK)