Pembelajaran Tematik integratif dengan Pendekatan Saintific plus Mampu Menumbuhkan Karakter Kreatif Siswa dalam Proses Pembelajaran di Kelas V

Praktik pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan potensi mahasiswa program pasca sarjana jurusan pendidikan dasar UNY. Praktik pembelajaran SD ini dilaksanakan  di kelas V SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Praktik ini merupakan sarana belajar yang efektif bagi mahasiswa  pasca sarjana jurusan pendidikan dasar, hal ini dikarena mahasiswa dapat langsung mempraktikkan teori selama di bangku perkuliahan. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman mengajar dan menemukan inovasi dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.

Kurikulum yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah Sapen menggunakan kurikulum 2013, sehingga pembelajaran menggunakan tematik integratif . Penulis berusaha meningatkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik plus yang dikombinasikan dengan metode pembelajaran discovery learning dan BCCT (Beyond Centers and Circle Time). Metode discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Terutama bagi anak Auditori, Visual dan Kinestetik penggunaan saintifik plus yang dikombinasikan ini dapat mewakili kecerdasan masing- masing anak yang berbeda. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Dengan demikian, Pembelajaran Discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi dan mencoba sendiri. Siswa dalam satu kelompok saling bekerjasama. Siswa mampu berargumentasi dan mengemukakan gagasan dalam proses pengamatan. Dengan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) siswa dapat memprediksi waktu dalam mengerjakan tugas, sehingga siswa akan membagi tugas dan berdiskusi cara pemecahan masalah yang terjadi dalam pengamatan tersebut. Materi IPA yang beragam dapat dimaknai dengan waktu yang terbatas. Pembelajaran menjadi bermakna antara muatan IPA,  MTK dan IPS. (Rita Indriyanti).