PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DALAM TEMATIK INTEGRATIF

.

Belajar dapat dilakukan dimana saja. Hendaknya itu yang menjadi semboyan mata kuliah Praktik Pembelajaran SD pada semester 3 ini. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk belajar dan mempraktikan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah. Mahasiswa diwajibkan mengikuti praktik pembelajaran di sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 (Kurtilas). Praktik pembelajaran ini merupakan tugas wajib mata kuliah Praktik Pembelajaran SD yang diampu oleh Dr. Ali Mustadi, M.Pd. Salah satu sekolah yang digunakan untuk praktik pembelajaran adalah SD Grogol. SD Grogol  berada di Dusun Ngambah, Kelurahan Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Saat ini SD Grogol dikepalai oleh bapak Wanuri, M.Pd. SD Grogol adalah sekolah yang memiliki banyak prestasi baik lokal maupun nasional.

 

SD Grogol merupakan sekolah pilot project dalam implementasi Kurikulum 2013. Sekolah telah menerapkan Kurtilas sejak tahun 2013. Tidak heran jika guru-gurunya sudah sangat berpengalaman melaksanakan Kurtilas. Saat ini penerapan Kurtilas telah dilakukan pada semua jenjang kelas, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 Guru pamong yang mendampingi penulis adalah Ibu Sri Sukamti, S.Pd. pengalaman mengajar beliau lebih dari aepuluh tahun dan telah melaksanakan Kurtilas selama dua tahu. Selama dua tahun ini banyak sekali diklat dan workshop tentang Kurtilas yang telah diikuti. Pada awalnya beliau merasa bingung, namun lama-lama sudah senang dan terbiasa melaksanakan pembelajaran tematik integratif. Ibu Sri Sukamti sendiri mengajar di kelas 2A, tempat penulis melakukan praktik pembelajaran.

 

Kelas yang digunakan untuk praktik adalah kelas 2A dan kelas 5C. Pengalaman pertama mengajar di kelas 5C sangat menyenangkan. Siswanya sudah dapat diajak untuk diskusi, presentasi dan sudah berani mengemukakan pendapat. Siswa memulai dengan diskusi kelompok untuk menemukan sendiri konsep yang akan dipelajari. Siswa sangat antuias belajar dalam kelompok karena disediakan bacaan untuk menemukan konsep hubungan antar negara dan organisasi yang dibentuk. Materi yang cukup menantang karena siswa mulai mengenal organisasi pada tatanan yang lebih luas. Materinya cukup banyak sehingga strategi yang digunakan harus dibuat menyenangkan agar siswa tidak bosan. Setiap anggota kelompok memiliki kewajiban untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada dalam LKS. Guru juga menyediakan sumber belajar untuk mencari tahu jawaban dari permasalahan tersebut. Ketika siswa diminta untuk menanyakan kepada anggota kelompok lain, banyak sekali pertanyaan yang tidak terduga dan menantang. Dalam kegiatan pertama guru pamong memberikan saran dalam pembelajaran terutama dalam hal pembagian materi diskusi kelompok.

 

Pada pembelajaran kedua di kelas 5C disusun lebih menarik. Karena materi yang akan dipelajari juga sangat menarik, yaitu membuat kompas sederhana. Siswa disajikan video tentang cara membuat kompas sederhana. Siswa kemudian mencoba-coba sendiri. Setelah ditemukan cara membuat magnet, siswa kemudian mempresentasikan di depan kelas. Siswa sangat antusias dalam bekerja. Konsep saintifik yang digunakan dalam pendekatan kurtilas terlihat di sini. Siswa mengamati cara membuat magnet dengan melihat video tutorial. Setelah itu siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui. Pertanyaan dikembalikan kepada siswa lain, jika ada yang memiliki jawaban diminta mengemukakan jawabannya. Selesai bertanya jawab siswa kemudian menduga-duga cara membuatnya dan merancangnya dalam kelompok. Setelah disepakati siswa kemudian mencoba membuat magnet dari alat-alat yang sudah disediakan. Siswa mencoba sampai magnet terbentuk. Selesai membuat magnet siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kesempatan ini digunakan untuk mempresentasikan cara membuat magnet dan alasan mengapa memilih cara tersebut. Siswa sangat senang dan antusias dalam membuat magnet berdasarkan kesepakatan kelompok.

 

Praktik di kelas rendah dilakukan di kelas 2A. Materi di kelas 2 memang mudah, namun pengelolaan kelas membutuhkan pemikiran dalam menyusun strategi yang menyenangkan.Melihat kurang efektifnya pembelajaran pertama, maka pembelajaran kedua dirancang lebih menyenangkan lagi. Siswa diminta mengisikan pohon perilaku. Pohon perilaku ini dibagi menjadi dua, perilaku yang sesuai dan yang tidak sesuai. Siswa diminta menempelkan hasil diskusi kelompok yang merupakan sikap yang sesuai dan tidak sesuai. Di sini siswa sangat antusias mengikuti permainan. Ketika pohon perilaku sudah penuh siswa menginginkan tempat baru agar dapat menempelkan semua hasil diskusinya. Hal ini mengindikasikan siswa sangat senang mengikuti pelajaran.

 

Permainan dalam sebuah pembelajaran memang sangat menyenangkan bagi siswa. Siswa merasa senang karena usia kelas 2 masih menyukai banyak permainan. Selain permainan dalam pembelajaran guru juga memberikan lagu yang sudah digubah untuk menghafal sila dalam Pancasila beserta sikap yang sesuai. Lagu yang digubah adalah lagu yang sudah dikenal siswa, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan menyanyikan lagu. Lagu dinyanyikan dengan menggunakan gerakan-gerakan tertentu sehingga siswa sangat senang. Ada yang menyanyi dengan lantang dan ada yang bernyanyi dengan riang.

 

Guru pamong banyak memberikan masukan tentang RPP dan strategi yang dipilih guru untuk mengajar. Konsep tematik integratif harus mencakup seluruh perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran. Perubahan dari satu materi satu ke materi yang lain tidak boleh kelihatan. Siswa harus mengalami proses pembelajaran yang tidak terkotak-kotak. Siswa diharapkan tidak merasa  jika ada perpindahan muatan pelajaran yang dialami. Konsep ini dapat dilaksanakan dengan banyak berlatih dan melakukan kegiatan pembelajaran.

 

Setiap akhir pembelajaran terjadi diskusi antara guru pamong, teman sejawat dan guru yang bersangkutan. Diskusi ini melihat bagaimana proses pembelajaran terjadi. Masukan diberikan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Berbagai masukan diterima dan didiskusikan bagaimana proses selanjutnya akan dilaksanakan. Dalam kegiatan ini guru praktikan sangata banyak belajar dalam memahami penerapan konsep tematik integratif fi sekolah.

 

Kegiatan praktik pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk mendukung konsep yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dengan praktik ini penulis mengerti bagaimana guru-guru di sekolah yang telah melaksanakan Kurtilas menerapkan konsep tematik integratif. Sekilas mungkin memang dianggap mudah, namun prakteknya membutuhkan persiapan yang matang agar pembelajaran dapat sukses dilakukan. diakhir kata penulis merasa sangat beruntung dapat berlatih menerapkan tematik integratif di SD Grogol. Pelajaran berharga ini akan digunakan sebagai bekal untuk menerapkan tematik integratif di sekolah asal. (Sulistiya Ingwarni, P2TK Dikdas 2014)