TIPS MENGELOLA MAHASISWA YANG TERLALU AKTIF DI KAMPUS UMS SURAKARTA

       Menemui mahasiswa dengan tingkat keaktifan yang sedang di dalam kelas merupakan hal yang biasa dalam kelas. Namun, akan lain ceritanya apabila menemui mahasiswa yang terlalu aktif di dalam kelas. Hal ini akan dapat ditemukan ketika mencoba mengamati proses perkuliahan di salah satu kampus swasta di daerah Surakarta, yaitu kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, di kelas semester 6 program studi PGSD atau Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kelas tersebut terdiri dari 44 mahasiswa, 10 mahasiswa laki-laki dan 34 mahasiswi. Jumlah mahasiswa yang begitu banyak membuat kelas terlihat ramai, ditambah dengan ruangan kelas yang cukup sempit untuk menampung jumlah mahasiswa yang begitu banyak.  Mata Kuliah yang dipelajari mahasiswa adalah kajian kurikulum Bahasa Indonesia, sehingga mahasiswa harus menganalisis beberapa komponen kurikulum, seperti buku teks dan rancangan pelaksanaan. Saat perkuliahan berlangsung, dosen selalu mengajak mahasiswa untuk berdiskusi dan tanya jawab seputar materi perkuliahan yang sedang dipelajari. Suatu hal yang terlihat mengejutkan adalah banyak mahasiswa yang aktif menjawab dan berpendapat ketika diskusi berlangsung. Mahasiswa terlihat tidak malu-malu untuk berbicara di depan dosen dan teman-temannya. Bahkan, terdapat sembilan mahasiswa yang terlihat sangat aktif di kelas. Peristiwa tersebut merupakan sebuah pemandangan yang tidak biasa dalam suatu perkuliahan. Namun, cukup disayangkan karena metode pembelajaran yang dilakukan dosen  belum mampu untuk memfasilitasi mahasiswa yang memiliki keaktifan tinggi dengan baik.

      Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, maka disusunlah sebuah rencana perkuliahan dengan sebuah metode pembelajaran yang mampu meningkatkan dan memfasilitasi keaktifan mahasiswa yang tinggi. Metode tersebut adalah project based learning. Penggunaan metode ini ditujukan untuk memberikan pengaruh terhadap salah keterampilan mahasiswa yang terlalu aktif tersebut yaitu keterampilan menulis karya ilmiah. Pemilihan metode project based learning didasarkan pada kapasitas metode tersebut yang mampu memfasilitasi keaktifan mahasiswa untuk memanfaatkan kelebihannya dalam menciptakan suatu produk. Produk yang dibuat mahasiswa adalah karya tulis ilmiah. Project based learning memiliki langkah-langkah pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk bekerjasama, berpikir kreatif, aktif dalam kelompok, dan keterampilan dalam membuat suatu produk. Produk yang dihasilkan mahasiswa adalah analisis tentang berbagai wawasan ilmu kebahasaan, seperti analisis keterampilan berbicara, analisis keterampilan membaca, dan lain-lainnya yang berjumlah sepuluh jenis analisis.

       Setelah mendapatkan perkuliahan dengan menggunakan metode project based learning, dapat diamati dari hasil perhitungan data penelitian, bahwa rata-rata mahasiswa mengalami peningkatan dalam keterampilan menulis karya ilmiah. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan metode project based learning, mahasiswa terfasilitasi keaktifan dan potensi-potensinya, sehingga mampu membuat produk karya tulis ilmiah yang memiliki manfaat yang tinggi bagi dunia pendidikan pada khususnya, dan masyarakat luas pada umunya.