TERAPAN SAINTIFIK DI SDN BANYUBENING 1

Kegiatan Pembelajaran

Mahasiswa P2TK Dikdas angkatan 2014 diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung melalui praktik mengajar di sekolah. Praktik mengajar dilakukan sebagai salah satu tugas mata kuliah praktik pembelajaran diampu oleh Dr. Ali Mustadi, M.Pd. Harapannya mahasiswa mampu menerapkan keilmuannya yang diperoleh di kampus dengan mengaplikasikannya di lapangan sehingga mampu membawa perubahan yang baik dalam dunia pendidikan melalui mata kuliah ini. Praktik pembelajaran merupakan salah satu media untuk mengaplikasikan dasar-dasar profesi sebagai guru dalam perannya mencerdaskan kehidupan bangsa, utamanya pembelajaran di kelas. Guru sebagai tenaga pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal.

Praktik pembelajaran dilakukan di sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013. Penulis melakukan praktik mengajar di SD Banyubening 1. Sekolah tersebut menjadi pilot project penerapan kurikulum 2013 di Kabupaten Gunungkidul yang berada di Kecamatan Karangmojo. Sekolah ini menerapkan Kurikulum 2013 sejak 3 tahun yang lalu. SD Banyubening 1 saat ini dikepalai oleh bapak B. Ngatija, S.Pd. Semua guru di SD ini telah memperoleh diklat tentang pembelajaran Kurtilas sejak kurikulum ini diberlakukan dengan demikian siswa-siswanya sudah terbiasa dengan pembelajaran tematik. Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik atau yang lebih dikenal dengan pendekatan berbasis ilmiah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berbasis pengamatan, mengumpulkan informasi/ekspresi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik model kurikulum 2013 ini menggunakan proses kegiatan pembelajaran yang mengacu kepada esensi pendekatan saintifik.

Praktik pembelajaran yang dilakukan menggunakan kelas 2 dan kelas 4. Dalam praktik mengajar mahasiswa didampingi oleh guru pamong yang bertugas mendampingi, mengamati dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran di kelas.Sebelum melakukan praktik pembelajaran terlebih dahulu penulis melakukan observasi lapangan guna memperoleh gambaran pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut. Ketika obeservasi di kelas 2 pembelajaran masih terlihat teacher center dan minim media pembelajaran. Oleh karena itu dirancanglah skenario pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) dengan menggunakan media pembelajaran berupa pohon perilaku. Dengan pohon perilaku ini siswa mengelompokkan berbagai contoh kegiatan yang diperboleh dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan. Antusias anak-anak dalam mengikuti pembelajaran ini sangat terlihat.Pembelajaran yang berlangsungpun tidak lagi berpusat pada guru, akan tetapi siswa bergerak melakukannya sendiri.

Ibu Sariyah, S.Pd sebagai guru pamong praktikan memberikan masukan terhadap pembelajaran yang berlangsung, bahwa tujuan dan manfat dari pembelajaran ini belum tersampaikan kepada  anak-anak. Selain itu disampaikan pula oleh guru pamong, memang untuk mengajar di kelas 2 haruslah pengelolaan kelas yang harus diperhatikan lebih untuk pembelajaran yang kondusif. Masukan-masukan tadi merupakan catatan penting bagi praktikan agar menjadi lebh baik dalam mengajar selanjutnya.

Pembelajaran yang dilakukan praktikan ketika di kelas 4 berbeda dengan pembelajaran di kelas 2. Siswa kelas 4 sudah terbiasa dengan diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di kelas. Praktikan merancang skenario pembelajaran yang memungkin siswa untuk berdiskusi, saling bekerja sama dan memperoleh pengetahuannya sendiri melalui percobaan sederhana. Skenario pembelajaran dirancang untuk tujuan agar siswa mampu mengidentifikasi penerapan sifat-sifat cahaya yang yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran ini siswa terlihat sangat senang apalagi ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas.

Pengalaman praktik mengajar ini menuntut praktikan utnuk mampu merancang pembelajaran yang inovatif, menyenangkan dan berpusat pada siswa serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul di kelas. Praktikanpun harus lebih peka terhadap karakteristik siswa yang bermacam-macam dengan memperhatikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya. (Umi Wuryanti, p2tk dikdas 2014)