Seni Menunjuk Siswa Kelas Rendah di SD Negeri Nogopuro

Mahasiswa pada hakekatnya belajar di bangku kuliah tidak hanya mengenal teori, tetapi juga praktik secara langsung di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari, sehingga dapat berkontribusi secara nyata sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki. Mahasiswa pendidikan dasar, program pascasarjana konsentrasi guru kelas (praktisi), Universitas Negeri Yogyakarta, berkesempatan untuk melakasanakan praktik pembelajaran. Praktik pembelajaran dilaksanakan oleh mahasiswa semester III pada mata kulah praktik pembelajaran SD yang diampu oleh Dr. Ali Mustadi.

Praktik pembelajaran dilaksanakan di sekolah pilot project, yaitu sekolah-sekolah yang ditunjuk untuk menerapkan kurikulum 2013.  Sekolah yang digunakan untuk praktik pembelajaran pada kesempatan ini adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Nogopuro. SD Negeri Nogopuro terletak di Jalan Nogopuro 3, Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman. Lokasinya sangat strategis, mudah dijangkau, dan bangunan sekolahnya sangat menunjang kegiatan belajar-mengajar. Mahasiswa yang melaksanakan praktik pembelajaran di SD Negeri Nogopuro sebanyak tiga orang, masing-masing berkesempatan mengajar di kelas II, III, IV, dan V.

Proses belajar mengajar tentu tidak akan terlepas dari kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa. Kegiatan tanya jawab ini memiliki beberapa manfaat, diantarannya untuk menggali pengetahuan awal siswa, mengetahui seberapa banyak pengetahuan yang telah dipahami, untuk melatih siswa mengemukakan pendapat, perasaan, dan sebagainya. Cara paling sederhana melakukan kegiatan tanya jawab adalah dengan melontarkan pertanyaan, kemudian menunjuk siswa atau memberi kesempatan pada siswa yang ingin menjawab. Cara ini pula yang awalnya diterapkan oleh mahasiswa pendidikan dasar, program pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta saat sedang melaksanakan praktik pembelajaran di SD Negeri Nogopuro.

Berbagai variasi tanya jawab yang dilakukan di kelas rendah (kelas I, II, dan III) sekolah dasar, misalnya, menunjuk secara acak, menunjuk secara berurutan, dan menunjuk berdasarkan daftar hadir. Namun, kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan cara ini terkesan kurang berjalan alami. Banyak siswa yang menghitung giliran untuk mempersiapkan jawaban, sehingga bisa menjawab. Oleh sebab itu, praktikan yang melaksanakan praktik pembelajaran di kelas II A dan III B SD Negeri Nogopuro melakukan inovasi dalam menunjuk siswa. Inovasi dilakukan dengan permainan talking stick.

Pada permainan ini, praktikan yang menyiapkan kertas yang digulung dan dibungkus kain, sehingga mirip seperti stick. Selain itu, telah disiapkan pula lagu berirama cepat yaitu lagu, “Di Sini Senang Di Sana Senang”. Saat lagu tersebut diputar, stick juga berputar dari siswa satu kepada siswa yang lainnya. Stick akan berhenti berputar saat lagu berhenti. Siswa yang memegang stick saat lagu berhenti itulah yang berkesempatan menjawab pertanyaan. Talking stick akan membuat siswa yang mendapat giliran tidak akan terbebani, mereka akan dengan senang hati menjawab, menghitung, atau membaca apabila mendapat stick saat lagu berhenti.

Melalui permainan ini, pendekatan tematik seperti harapan kurikulum 2013 akan dapat terwujud. Setiap satu kali permainan, terdapat beberapa muatan sekaligus didalamnya, diantaranya muatan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), muatan pendidikan pancasila kewarganegaraan (PPKn), dan muatan matematika. Kegiatan menyanyi dan bertepuk tangan merupakan unsur dalam muatan SBdP mengedarkan stick secara berurutan merupakan unsur dalam muatan PPKn, menghitung perputaran stick merupakan unsur dalam muatan matematika. Atikah Mumpuni/Mahasiswa pendidikan dasar konsentrasi guru kelas