Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

Praktik Mengajar PGSD

Pengalaman mengajar merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya bagi calon guru, bagi calon dosen pengalaman mengajar secara langsung di lapangan merupakan sesuatu yang penting. oleh karena itu pada tahun ini Program Studi Pendidikan Dasar terdapat mata kuliah Riset dan Praktik PGSD, dimana mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar Semester III diharuskan untuk praktik mengajar mahasiswa PGSD. Tempat pelaksanaan praktik dan riset di program studi PGSD di Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM). Universitas Muhammadiyah Magelang merupakan universitas yang berada di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah.

Praktik langsung merupakan sarana belajar yang paling efektif. Mahassiwa dapat merasakan secara langsung dan menimba belajar banyak dari pengalaman mengajar mahasiswa secara riil. Tidak hanya teori di dalam buku, tetapi bagaimana mengimplementasikan berbagai teori dan ilmu yang di dapat selama perkuliahan. Pada tanggal 11 September 2015, Dekan Universitas Muhammadiyah Magelang menerima kami secara resmi untuk melaksanakan riset dan praktik pembelajaran di perguruan tinggi tersebut. Pada kegiatan praktik mengajar ini diberi kesempatan untuk mengajar mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra yang diampu oleh Tabah Subekti, M.Pd yang juga bertindak sebagai dosen pembimbing dalam melaksanakan praktik mengajar. 

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki mahamahasiswa. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dengan menggunakan PBL mahamahasiswa ditunutt agar mampu berpikir secara sistematis berdasarkan permasalahan yang terjadi, menganalisis permasalahan, memunculkan berbagai asumsi-asumsi untuk memecahkan masalah hingga menentukan solusi terbaik dari permasalahan tersebut.

Mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra materi yang termuat diantaranya merancang pembelajaran dan membuat media pembelajaran. Mahasiswa merancang pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ada, pelaksanaannya menggunakan 5 langkah. Langkah-langkah tersebut adalah (1) Konsep Dasar (Basic Concept), (2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem), (3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning), (4) Pertukaran Pengetahuan (exchange Knowledge), dan (5) Penilaian (assessment).

Pada Materi membuat media pembelajaran, mahasiswa mencari alternatif media yang akan dibuat, kemudian memilih satu media dan harus memiliki alasan kuat mengapa media tersebut yang dibuat, selain itu mahasiswa juga harus mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan media yang dibuat sehingga dapat melihat media secara lebih objektif. (Wahyu Nugroho, S.Pd/Pendidikan Dasar C)