Peningkatan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Kognitif melalui Model Problem Based Learning pada Mahasiswa S1 PGSD UNY

Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta selalu berusaha menjadi terdepan dalam mendukung program Pascasarjana dengan mengadakan riset tertentu. Salah riset yang dilaksanakan adalah riset dan praktik pembelajaran yang diberikan sebagai bagian dari mata kuliah Riset dan Praktik Pembelajaran PGSD dengan dosen pengampu Dr. Ch. Isminiati, M. Pd. Tugas riset dan praktik ini tidak hanya membekali mahasiswa untuk mempunyai pengalaman kerja dalam praktik pengajaran di PGSD namun juga riset yang dilakukan bersamaan dengan praktek pengajaran tersebut.

Monika Handayani adalah salah satu mahasiswa angkatan 2014 yang melaksanakan tugas praktik dan riset ini pada mahasiswa kelas IE S1 PGSD UNY dengan dua orang dosen pengampu yaitu Ibu Dr. Pratiwi Pujiastuti M, Pd dan Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M. Pd. Dari hasil observasi awal perkuliahan pada tanggal 2 Oktober 2015 dan 16 Oktober 2015 diketahui salah satu kondisi permasalahan yang dihadapi dalam proses perkuliahan adalah kurangnya kemandirian belajar dan hasil belajar kognitif mahasiswa terutama hasil belajar yang berkaitan dengan soal konsep pemahaman IPA.

Untuk itu, diterapkanlah model Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk riset dan praktik pada pembelajaran PGSD. Model PBL merupakan model yang menghadirkan masalah dengan topik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau fenomena yang biasa terjadi sehingga mampu mengembangkan keterampilan  pemecahan masalah dan memperdalam pemahaman tentang konsep pembelajaran. Melalui model PBL diharapkan kemandirian belajar dan hasil belajar kognitif mahasiswa meningkat.

Pada aplikasinya, praktik pengajaran yang dilakukan mempelajari tentang konsep dasar IPA SD yang sebenarnya simple namun setelah dipelajari beberapa mahasiswa masih memiliki konsep dasar IPA SD yang salah. Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) mahasiswa akan belajar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep dasar IPA sehingga kemandirian belajar dan hasil belajar kognitif mahasiswa otomatis meningkat.

Dari hasil riset diperoleh peningkatan skor rata-rata kemandirian belajar pada pra tindakan sebesar 1,748 meningkatkan pada siklus I menjadi 2,369 dan pada siklus II sebesar 2,906. Peningkatan skor kemandirian belajar juga terlihat dari kriteria skor pada pra tindakan yang masuk kriteria ‘kurang mandiri’, lalu meningkat pada siklus I dengan kriteria skor masuk kriteria ‘cukup mandiri’. Pada siklus II kriteria skor kemandirian belajar masuk ke dalam kriteria ‘mandiri’ sehingga kriteria keberhasilan tindakan tercapai pada siklus II. Selain itu, peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa dibagi menjadi pretest dan post test. Untuk siklus I rata-rata pretest sebesar 43,37 kemudian meningkat pada post test sebesar 60,06 dengan ketuntasan sebesar 57,5%. Sementara hasil belajar pada siklus II pada pretest sebesar 49,9 meningkat pada posttest sebesar 90,67 dengan rata-rata 70,3 dan ketuntasan sebesar 89,2%. Dengan demikian, pada siklus II kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar terpenuhi dengan skor rata-rata ≥ 70 dan ketuntasan ≥ 75%.

Demikian hasil riset dan praktik yang dilakukan pada mahasiswa S1 PGSD UNY kelas IE semoga bermanfaat untuk penelitian atau riset selanjutnya. (Monika Handayani/Pendidikan Dasar B/14712251037)