Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa dalam Riset dan Praktik Pembelajaran di PGSD

Matematika merupakan bidang ilmu yang penerapan konsepnya dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran matematika, seseorang membutuhkan daya nalar dan keterampilan untuk mengoperasikan konsepnya. Di sekolah, siswa hendaknya mampu melampaui langkah-langkah pembelajaran matematika secara sistematis, mulai dari penanaman konsep sampai dengan penerapannya. Seorang guru hendaknya dapat selalu berkreasi dan berinovasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan setiap langkah dapat dilalui dengan baik oleh siswa. Beragam cara dapat dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Tidak hanya dengan metode chalk and talk melainkan penggunaan alat peraga atau media dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut dibutuhkan peran mahasiswa program studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) sebagai calon guru SD. Mahasiswa harus dapat mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya dalam menguasai konsep matematika sebelum mengajarkannya kepada siswanya.

Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di PGSD, mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta melakukan riset dan praktik pembelajaran di program studi PGSD di universitas yang ada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Dwi Ardi Meylana, salah satu mahasiswa praktikkan telah melangsungkan riset dan praktik pembelajaran pada mata kuliah Pembelajaran Matematika Kelas Awal di program studi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta kampus Wates. Dalam praktik pembelajarannya, Ardi menerapkan metode PBL (Problem Based Learning) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD. Pemilihan metode ini disesuaikan dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD perlu dikembangkan. Kemampuan koneksi matematis meliputi kemampuan mengkoneksikan konsep matematika dengan konsep matematika lainnya, kehidupan sehari-hari, dan disiplin ilmu lainnya. Hasil observasi menunjukkan saat dosen memberikan sebuah soal berkaitan dengan membandingkan pecahan, sebagian besar mahasiswa lupa dengan konsep matematika yang harus digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Setelah riset dan praktik pembelajaran selesai, dapat dijumpai beberapa inovasi pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Penerapan metode PBL cukup efektif untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan mahasiswa selama proses pembelajaran. Melalui kegiatan kelompok, mahasiswa dapat berdiskusi untuk memecahkan persoalan yang diberikan oleh dosen berkaitan dengan koneksi matematis. Hasil diskusi menunjukkan adanya berbagai alternatif memecahkan masalah dalam rangka menemukan jawaban dari persoalan yang ada.(dwiardimeylana@gmail.com)

 

Dwi Ardi Meylana,

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar

Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta