OBSERVASI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SD BANTUL TIMUR

Pelaksanaan Kurikulum 2013 telah diberlakukan oleh pemerintah sejak tahun pelajaran 2013/2014 dengan memilih beberapa sekolah dari tingkat SD sampai SMA/SMK sebagai piloting project Kurikulum 2013. Pada tahap awal pelaksanaan di SD hanya diberlakukan untuk kelas I dan IV. Namun seiring dengan perkembangan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015, pemerintah mengambil kebijakan untuk memberlakukan Kurikulum 2013 di semua sekolah se-Indonesia. Pada tingkat SD berlaku untuk kelas I, II, IV, dan V. Berbagai polemik terkait kurikulum 2013 akhirnya pun menyeruak. Pemerintah dan para pakar pendidikan melakukan evaluasi Kurikulum 2013, dan akhirnya memutuskan bahwa pada tahun pelajaran 2014/2015 semester 2 (dua) semua sekolah harus kembali ke kurikulum lama yaitu Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kecuali sekolah-sekolah yang telah menjadi piloting project.  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan pun menunjuk sekolah-sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 untuk tetap melanjutkan penerapan kurikulum 2013. Perkembangan terakhir Kurikulum 2013 yang saat ini bernama Kurikulum Nasional masih tetap dilaksanakan oleh sekolah-sekolah piloting project Kurikulum Nasional yang berlaku untuk kelas I – VI SD.

Sejak awal diberlakukan, kurikulum 2013 terus dievaluasi dan diperbaiki. Pada awalnya mahasiswa pendidikan dasar kelas B hanya bertujuan untuk melakukan observasi mengenai pembelajaran di SD yang telah menerapkan Kurikulum 2013 untuk memperbaraui khasanah pengetahuan mengenai realita pembelajaran, namun akhirnya kami menemukan beberapa masalah mendasar mengenai kurikulum 2013.

Salah satu SD yang ditunjuk pemerintah melakukan penerapan Kurikulum 2013 adalah SD Bantul Timur yang terletak di jalan R.A. Kartini No. 42, Trirenggo, Bantul. SD Bantul Timur sejak 2013 sudah ditunjuk untuk menerapkan Kurikulum 2013. Berdasarkan observasi yang telah kami laksanakan pada hari Jumat-Sabtu tanggal 25-26 September 2015, SD Bantul Timur sudah cukup mempunyai fasilitas yang memadai, setiap ruang kelas dilengkapi dengan LCD dan perangkatnya, ruang laboratorium IPA, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang bimbingan dan konseling, ruang kesenian, bahkan ruang keterampilan membatik, dan jumlah kelas ada 19. Prestasi yang dimiliki pun cukup banyak, mulai dari lomba cipta lagu sampai tingkat propinsi, lomba catur sampai tingkat nasional, lomba kesenian sampai tingkat internasional, lomba bulu tangkis dan tenis meja hingga tingkat nasional, bahkan lomba olimpiade sains hingga tingkat nasional, dan lain-lain. Dengan segudang prestasi dan fasilitas tak salah SD Bantul Timur menjadi prototipe penerapan Kurikulum 2013.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SD Bantul Timur dengan slogan “Si Cantik Berbudi Mulia” ini secara garis besar sudah baik, guru selalu mengusahakan menggunakan media di setiap pembelajarannya. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang kebanyakan menggunakan berbagai percobaan dalam setiap sub temanya, guru telah mengajak siswanya untuk selalu melakukan pengamatan sesuai dengan prosedur Kurikulum 2013. Berdasar pengamatan yang kami lakukan selama sehari penuh, kesiapan guru dan siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 masih ada yang kurang. Beberapa siswa ada yang belum mampu menghubungkan mata pelajaran satu dengan yang lain.

Selain itu, kami melakukan wawancara dengan beberapa guru. Kesulitan terbesar bagi guru adalah dalam proses penilaian siswa, mulai dari setiap sub tema harus dievaluasi, penilaian afektifnya, penilaian akhir dalam raport yang berbentuk deskripsi, sampai kebingungan wali murid membaca hasil rapor yang diterima anak-anak. Di samping itu, buku pegangan guru dan siswa dirasa kurang lengkap dan hanya memaparkan inti-intinya saja, guru kadang harus mencari materi dari buku lain, demikian juga siswa. Bahkan guru masih bertanya-tanya, mengapa penilaiannya selama proses pembelajaran adalah tematik, menjadi satu, namun dalam raport harus dipisah lagi menjadi per mata pelajaran?

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara itulah kami menjadi tahu bahwa di lapangan masih ada sedikit kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan selama tiga tahun berjalan ini. Berdasarkan hasil pengamatan, kami mendapat gambaran mengenai beberapa kendala dalam proses pembelajaran berbasis kurikulum 2013 dan berharap bisa mencari solusinya.(Maryati/Ningrum).