Mereduksi Miskonsepsi Sains Mahasiswa Melalui PBL

Riset dan Praktek merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa konsentrasi akademisi prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNY semester 2. Mata kuliah ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori pembelajaran yang dipelajarinya dalam perkuliahan. Mahasiswa melakukan praktik mengajar dan melakukan mini research dengan subyek mahasiswa PGSD UAD. Praktikan dipercaya oleh pihak universitas melaksanakan riset dan praktik pada mata kuliah Materi Pendidikan IPA SD di kelas F semester 4 PGSD UAD, dan mendapatkan 6 kali kesempatan mengajar oleh Dosen Pamong.

Praktikan memulai kegiatan awal riset dan praktik dengan melakukan observasi proses pembelajaran, serta wawancara pada mahasiswa dan dosen PGSD yang menjadi kelas riset dan praktik. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan pembelajaran yang berlangsung belum maksimal dikarenakan dosen mengajar pada pengaplikasian materi IPA di SD. Dosen menganggap mahasiswa sudah memahami konsep dari materi pembelajaran yang benar. Kenyataannya masih banyak mahasiswa yang mengalami miskonsepsi sains, diakibatkan berbagai faktor seperti minat dan motivasi belajar yang rendah, pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, dan didukung latar belakang mahasiswa bukan dari SMA IPA (ada yang IPS dan SMK). Berdasarkan fakta tersebut, praktikan memilih model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk mereduksi miskonsepsi sains yang dialami mahasiswa. Praktikan memilih model ini berdasarkan kajian pustaka dan penelitian yang sudah ada yang menjelaskan bahwa PBL dapat mereduksi miskonsepsi mahasiswa.

Pembelajaran berlangsung dengan syntax PBL dimulai dari orientasi masalah, pengorganisasian mahasiswa dalam diskusi, membimbing proses diskusi, penampilan hasil diskusi, dan yang terakhir analisa dan evaluasi (kesimpulan) untuk meluruskan dan menyamakan konsep. Pertemuan secara berurutan, terus menerus diberikan masalah dari berita, menganalisis beritas, dan memecahkan masalahnya, mahasiswa terlihat jenuh. Oleh karena itu praktikan melakukan variasi dalam penjelasan materi menggunakan power point, video, animasi, aplikasi, dan media konkret. Selain itu pemberian masalah yang rencana awal hanya berasal dari berita, praktikan kombinasikan dengan pernyataan pakar dari buku dan jurnal mengenai macam-macam miskonsepsi yang dialami oleh anak SD. Hasilnya pembelajaran berjalan lancar selama 3 sks.

Selain praktik mengajar, praktikan juga melakukan observasi dan tes (pre tes & pos tes) untuk mengetahui pengaruh penerapan PBL. Dan benar saja, PBL dapat mereduksi miskonsepsi sains mahasiswa. Terbukti dari proses tanya jawab, mahasiswa menjawab benar secara langsung pertanyaan yang ditujukan padanya. Dibuktikan juga dengan hasil pre tes dan pos tes mahasiswa, yang setelah di analisis menggunakan SPSS menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh positif dalam mereduksi miskonsepsi mahasiswa.

 

Oleh: Yayan A. Subangkit, Dikdas UNY 2016

(yayanarisubangkit@gmail.com)