Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Mereduksi Miskonsepsi melalui Pembelajaran Inkuiri: Upaya untuk Meningkatkan Resiliensi Mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta terhadap Hoaks

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Dasar (Dikdas) Universitas Negeri Yogyakarta wajib menempuh Mata Kuliah Riset dan Praktik Pembelajaran pada PGSD. Mahasiswa praktik mengisi perkuliahan pada beberapa kampus mitra dalam kurun waktu tertentu berdasarkan rancangan riset dan praktik yang telah disusun. Mata kuliah ini menjadi wahana bagi mahasiswa praktikan untuk mengelola perkuliahan sembari menambah pengalaman serta meningkatkan kemampuan meneliti sebagai akademisi yang berkecimpung dalam dunia riset.

Riset dan praktik dilaksanakan di UPY yang terletak di Jalan PGRI 1 Sonosewu Nomor 117, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mahasiswa praktikan mengampu mata kuliah IPA 1 (Biologi) di kelas A4 angkatan 2017. Mata kuliah IPA 1 diampu oleh Wahyu Kurniawati, S.Si, M.Pd sebagai dosen pamong yang telah 10 tahun berpengalaman mengampu mata kuliah ini. Mahasiswa kelas A4 angkatan 2017 berjumlah 39 yang terdiri atas 13 laki-laki dan 26 perempuan.

Sebelum menyusun rencana perkuliahan dengan berkolaborasi dengan dosen pamong, mahasiswa praktikan diwajibkan melaksanakan observasi kelas dan wawancara dengan dosen pamong untuk (1) mengetahui karakteristik setiap mahasiswa seperti gaya belajar, ada tidaknya disabilitas, preferensi, dan bakat; (2) sumber belajar, (3) dukungan sarana dan prasarana; (4) mengidentifikasi permasalahan untuk dilakukan remediasi melalui riset dan praktik; (5) berkoordinasi dengan dosen pamong menyangkut beberapa hal teknis terkait riset dan praktik di UPY. Observasi ini bertujuan agar pelaksanaan riset dan praktik koheren dengan permasalahan,sehingga mampu berkontribusi positif terhadap kompetensi mahasiswa.

Berdasarkan observasi kelas dan wawancara yang telah dilaksanakan, mahasiswa praktikan menemukan masalah menahun bahwa mahasiswa sering mengalami miskonsepsi akibat kurangnya sikap ilmiah dalam merespon terhadap segala informasi yang didapat di kehidupan sehari-hari. Masalah tersebut menjadi dasar mahasiswa praktikan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) tentang upaya meningkatkan sikap ilmiah dan mereduksi miskonsepsi melalui pembelajaran inkuiri pada mahasiswa program studi PGSD A4 angkatan 2017.  Riset dan praktik dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2018. Hasil riset menunjukka bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan sikap ilmiah dan mereduksi miskonsepsi pada mahasiswa program studi PGSD A4 angkatan 2017.

Setiap pertemuan, satu kelompok mahasiswa maju untuk melakukan presentasi disertai dengan demonstrasi dan atau eksperimen sesuai jatah materi yang telah ditentukan sebelumnya. Mahasiswa praktikan berperan sebagai fasilitator untuk memantik interaksi berupa diskusi antara mahasiswa penyaji dengan mahasiswa sebagai audiens sebagai penerapan dari metode pengubahan konseptual dalam pembelajaran inkuiri. Setelah presentasi, pengetahuan mahasiswa dielaborasi lebih jauh lagi melalui aktivitas kelompok. Penerapan pembelajaran inkuiri dalam perkuliahan IPA 1 mampu memotivasi dan mendorong mahasiswa untuk berpikir secara evident-based. Walaupun kajian bidang IPA termasuk ke dalam rumpun ilmu pasti, kemajuan ilmu pengetahuan dan pengetahuan dapat menyebabkan pengetahuan-pengetahuan lama menjadi perlu direvisi atau berubah sama sekali. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai calon guru harus tanggap terhadap pengetahuan-pengetahuan valid terkini agar tidak memberikan pengetahuan yang salah kepada siswa kelak. Melalui pembelajaran inkuiri, mahasiswa semakin terbiasa untuk menghimpun bahan ajar melalui kajian mendalam terhadap literatur terbaru dan valid yang merupakan wujud operasionalisasi dari sikap ilmiah yang mulai berkembang. Apabila dalam perkuliahan mahasiswa mengalami konflik antara pengetahuan baru dan pengetahuan lama, maka mahasiswa harus melakukan asimilasi atau akomodasi, sehingga secara langsung mahasiswa tidak lagi menganut miskonsepsi karena sudah meninggalkan pengetahuan lama yang tidak relevan.

Usaha peningkatan sikap ilmiah dan pereduksian miskonsepsi ini selaras dengan tuntutan untuk menangkis hoaks. Hoaks telah menjadi masalah komunal yang menyebabkan permasalahan domino mulai mulai dari tataran kehidupan sehari-hari hingga urusan politik. Hoaks memiliki potensi untuk menimbulkan provokasi dan memecah belah pihak yang diadu domba. Melalui penerapan pembelajaran inkuiri, mahasiswa diharapkan dapat menjadi generasi muda memiliki sikap ilmiah yang mumpuni dan resilien terhadap hoaks, sehingga mahasiswa tidak mudah terpengaruh oleh adanya hoaks dengan melaksanakan kajian literasi secara mendalam dan menjunjung tinggi objektivitas jika terpapar oleh informasi baru.  

Restu W. Toto

Mahasiswa Magister Pendidikan Dasar Kelas D 2017 Universitas Negeri Yogyakarta