Meningkatkan Partisipasi Aktif melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Mahasiswa melakukan simulasi mengajar ketika kembali ke kelompok asal

.

Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh setiap mahasiswa S2 Pendidikan Dasar khususnya yang mengambil jurusan akademisi adalah mata kuliah Riset dan Praktik Pembelajaran SD. Mata kuliah ini memberikan pengalaman pada mahasiswa untuk melakukan sebuah riset yang dikemas dalam bentuk praktik pembelajaran. Salah satu kewajiban dosen adalah melakukan penelitian, sehingga mata kuliah ini sangat membantu mahasiswa untuk berlatih melakukan riset. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman melakukan kegiatan riset, mata kuliah ini juga memberikan pengalaman mahasiswa untuk mengajar mahasiswa S1 PGSD. Hal ini tentu akan sangat membantu para calon dosen untuk mempersiapkan diri ketika akan melakukan pembelajaran saat sudah menjadi dosen.

Riset dan praktik pembelajaran di lakukan di beberapa prodi PGSD yang memiliki akreditasi minimal B. Kebanyakan mahasiswa S2 Pendidikan Dasar memilih wilayah Yogyakarta dan sekitarnya untuk tempat praktik, seperti UNY, Sanata Dharma, UPY, UAD dan UST. Hal ini dilakukan karena kegiatan riset dan praktik dilaksanakan pada semester 2 dimana masih ada mata kuliah lainnya yang juga harus ditempuh. Riset dan praktik pembelajaran yang penulis lakukan adalah didi UNY kampus Wates yan terletak di Jalan Mandung 6, Serut, Pengasih, Kulon Progo. Mahasiswa praktikan mengampu kelas 4F PGSD dengan mata kuliah Matematika Kelas Lanjut. Mata kuliah tersebut diampu oleh Petrus Sarjiman, M.Pd. sekaligus sebagai dosen pamong.

Sebelum melaksanakan kegiatan riset dan praktik pembelajaran, praktikan melakukan observasi di kelas selama 2 pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik mahasiswa di kelas, situasi pembelajaran di kelas, serta dapat memahami permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Kelas 4F memiliki mahasiswa berjumlah 49 yang terdiri dari 32 perempuan dan 7 laki-laki. Mayoritas mahasiswa kelas 4F memiliki gaya belajar visual auditori. Informasi mengenai gaya belajar mahasiswa ini akan membantu praktikan untuk memberikan metode pembelajaran di dalam kelas yang sesuai, agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan efektif.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelum kegiatan praktik, praktikan mendapatkan beberapa permasalah di dalam kelas. Permasalahan tersebut antara lain adalah kurangnya rasa menghargai mahasiswa terhadap dosen, kemampuan orang lain maupun kemampuannya sendiri. Rasa kurang menghargai ini biasanya membuat mahasiswa menjadi sering menyepelekan pembelajaran dan melakukan kegiatan lain di kelas. Selain itu mahasiswa juga masih pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis mengadakan riset untuk meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa menggunakan metode Jigsaw. Riset dan praktik dilaksanakan pada bulan Februari-April. Kegiatan riset dan praktik terlaksana dengan lancar, dosen pamong dan observer memberi banyak masukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Hasil riset menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada partisipasi aktif siswa menggunakan metode Jigsaw. Hal ini terjadi karena pada saat melakukan pembelajaran menggunakan metode Jigsaw mahasiswa dituntut untuk mempertanggung jawabkan materi pembelajarannya sendiri kepada teman sekelompoknya. Partisipasi aktif mahasiswa nampak dalam kegiatan diskusi dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Dalam diskusi kelompok ahli, mahasiswa mendapat tugas untuk merumuskan bagaimana “membelajarkan” matematika untuk anak SD, baik dalam hal materi maupun menyiapakan media pembelajaran yang sesuai. Selanjutnya dalam diskusi dalam kelompok asal, mahasiswa melakukan simulasi mengajar berdasarkan materi dan media yang sudah didiskusikan dengan kelompok ahli. Selain partisipasi aktif mahasiswa menjadi meningkat, penggunaan metode ini ternyata juga bisa membantu mahasiswa untuk berlatih mengajar.

Francisca Mega Berlian, S.Pd.

NIM. 17712251080

Dikdas D, Universitas Negeri Yogyakarta