Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw

Kompetensi yang dimiliki seorang guru merupakan faktor yang sangat penting agar tercapai tujuan pembelajaran yang maksimal di dalam kelas. guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahua, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. Oleh karena itu, seorang calon guru harus menempuh pendidikan setidaknya sampai tingkat strata satu. Pendidikan profesi yang dilalui calon guru dinaungi oleh universitas yang memiliki program studi pendidikan. Calon guru sekolah dasar menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan melalui program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Mahasiswa dibebani tugas untuk menguasai konsep-konsep dasar yang sangat penting pada keseluruhan mata kuliah tersebut demi tercapainya kompetensi profesional sebagai modal dasar seorang guru. Karena pendidikan bagi calon guru merupakan langkah awal dalam membangun generasi penerus bangsa. Proses pembelajaran di sekolah dasar menjadi awal bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan formal dan menjadi awal dalam meletakan dasar-dasar kecerdasan dan penanaman karakter dalam diri peserta didik. Perkembangan peserta didik pada jenjang sekolah dasar menjadi bekal peserta didik untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka praktikan ditugaskan untuk melakukan riset dan praktik pembelajaran. Riset dan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh praktikan pada tanggal 07 Maret – 23 Juni 2017 dilaksanakan di UPY. Praktikan menemukan bahwa mahasiswa kelas A1 2016 pada matakuliah IPA 1 dalam pelaksanaan perkuliahan masih memiliki kesulitan-kesulitan. Baik dari segi kemampuan mahasiswanya, maupun dari cara penyampaian materi, serta ketersedian sarana dan prasarana. Untuk mengatasi hal tersebut, praktikan memfokuskan riset dan praktik pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan menerapkan model kooperatif tipe jigsaw.

Proses perkuliahan dengan menerapkan model kooperatif tipe jigsaw dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan. Untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, praktikan melakukan riset dengan mengacu pada lembar observasi, pemberian angket, dan LKM yang telah dibuat sebelum praktik dilakukan. Hasil yang didapatkan selama proses perkuliahan yaitu mahasiswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses perkuliahan. Mahasiswa terlihat lebih antusias mengikut perkuliahan dibandingkan saat pembelajaran menggunakan metode konvensional (metode ceramah) karena mahasiwa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran, mahasiswa lebih bertanggung jawab pada tugas yang diberikan, kemampuan berpikir mahasiwa meningkat, terlihat dari hasil pengerjaan LKM dan proses perkuliahan dikelas. Mahasiswa banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mampu memberikan penjelasan sederhana dan memberikan contoh-contohnya, mampu menentukan permasalahan yang ada di LKM dan memberikan alternatif solusi. Selain itu, Mahasiwa senang mengikuti perkuliah dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang terlihat dari angket jawaban mahasiswa, serta mahasiswa senang dengan susunan bangku yang diubah membentuk huruf "U".

 

Fadhilah Khairani (16712251018)