Mengaktifkan Kembali Persewaan Buku dan Komik dalam Mata Kuliah Sastra Anak

Mahasiswa sedang mengomentari sastra anak fiksi hasil buku sewaan

Persewaan buku dan komik kini telah usang dimakan waktu. Sangat sedikit masyarakat yang mau mengunjungi persewaaan. Masyarakat lebih memilih membaca buku dan komik lewat internet. Persewaan buku dan komik di  Jogja misalnya telah sepi peminat. Padahal ditinjau dari segi ekonomis persewaan buku dan komik lebih murah dibandingkan dengan membeli sendiri. Masalah  ini lah yang kemudian dingkat  oleh salah satu mahasiswa pascasarjana Pendidikan Dasar UNY untuk menghidupkan kembali persewaan komik dan buku. Salah satu ide kreatif tersebut adalah mengajak mahasiswa yang diajar untuk membaca buku -buku dan komik yang berasal dari persewaan. 

Keisengan tersebut berawal dari sekedar mencari ide untuk membuat SAP dalam pembelajaran Sastra anak materi Fiksi. Perlu diketahui bahwa mahasiswa Pendidikan Dasar semester dua dituntut untuk melaksanakan riset dan praktik di berbagai unversitas pendidikan. Dalam penyusunan SAP perlu adanya pembaharuan yang lebih mantap agar mahasiswa tidak bosan dalam mengolah materi fiksi sastra anak. Kebanyakan perkuliahan sastra anak hanya mengandalkan presentasi kelompok. Untuk itu perlu diadakan keaktifan mahasiswa dalam membaca agar buku dan komik fiksi dapat dihadirkan di hadapan mahasiswa dan tidak menghabiskan biaya yang mahal. Praktik pengaktifan kembali persewaan buku dan komik dilakukan melalui tugas mahasiswa untuk menyewa buku dan komik. Setelah itu, pada pertemuan selanjutnya mahasiswa diminta untuk membaca buku fiksi hasil sewaan dan mengkaitkan materi presentasi sastra anak fiksi  dengan melihat kondisi buku fiksi hasil dari meminjam di persewaan. 

Praktik ini telah dilaksanakan di UST dan berbagai komentar mahasiswa seperti rasanya mereka sedang bernostalgia pada masa muda dimana mereka meminjam komik dan buku di persewaan. "Zaman -zaman belum ada internet ya Kak aku sering pinjam komik Naruto di persewaan", kata salah seorang mahasiswa UST yang menjadi mahasiswa dalam kelas riset dan praktik. Mereka merasa lebih senang membaca dan melihat presentasi karena sastra anak berkaitan dengan sastra yang semakin diwujudkan fisiknya akan semakin menyenangkan dalam pembelajaran. 

 

 

Eva Amalia 

Mahasiswa Pendidikan Dasar UNY Kelas D