MEMBELAJARKAN DAN MENGAJAR YANG MENYENANGKAN DI SDN PACAR KABUPATEN BANTUL

Ada hal menarik berkaitan dengan Praktik Pembelajaran yang dilakukan di SDN Pacar Kabupaten Bantul, diantaranya keluhaan guru dalam melaksanakan tugas di sekolah. Motivasi belajar anak masih rendah sehingga beresiko menghambat kelancaran pembelajaran. Rendahnya minat siswa untuk belajar dikhawatirkan akan berdampak pada usaha mewujudkan prestasi belajar siswa secara optimal.

Ada dua konsep pemikiran guru dalam pembelajaran. Kedua konsep pemikiran ini bergantung pada orientasi dan sasaran yang hendak dicapai guru. Konsep pemikiran pertama,  guru mengajar siswa. Orientasi dan sasaran yang hendak dicapai adalah hasil belajar akademik semata. Konsep Ini merupakan target atasan guru. Hal ini dapat dirasakan oleh guru yang mempunyai atasan yang berorientasi pada target hasil. Maka jangan heran jika guru mendapat teguran ketika  nilai evaluasi murni (NEM) siswa rendah pada mata pelajaran yang diasuhnya. Memang, itulah resiko jika konsep pemikiran guru berorientasi mengajar untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru akan dihadapkan pada berbagai kenyataan, seperti; motivasi belajar yang rendah, sarana belajar yang tidak memadai, dan lain sebagainya. Ini akan membuat guru mengeluh!

Berbeda dengan konsep pemikiran guru membelajarkan siswa. Konsep ini lebih memfokuskan pada bagaimana siswa dapat belajar dengan baik. Belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki siswa. Setiap siswa akan memiliki potensi yang berbeda dan tidak mungkin diseragamkan melalui pembelajaran yang dijalankan guru. Guru tidak terlalu terikat dan memikirkan target nilai yang ditetapkan oleh atasannya. Guru berbuat dan bertindak sesuai dengan potensi dan karakter anak. Sarana dan prasarana yang tersedia. Yang penting, bagaimana ia bisa membelajarkan anak. Rendahnya motivasi belajar anak menjadi sesuatu yang menarik untuk dicarikan pemecahan masalahnya. Bukan mengeluhkan semua itu, apalagi menyalahkan anak, orang tua atau kondisi sekolah yang serba terbatas. Justru, aneka keterbatasan yang dimiliki sekolah akan membuat guru berfikir dan bertindak kreatif.

Demikian halnya yang dilakukan di SDN Pacar Kabupaten Bantul pada saat dilakukan praktik pembelajaran, guru praktik berusaha melakukan sesuatu hal yang dapat menerapkan konsep membelajarkan siswa. Cara itu dilakukan dengan menggunakan metode yang bervariasi dan dengan memotivasi seluruh siswa untuk ikut aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan proses pembelajaran sehingga tujuan kegiatan mengajar dan membelajarkan dapat dicapai sekalugus dalam waktu yang bersamaan. Ibarat pribahasa mengatakan “sekali mengayuh dayung, dua sampai tiga pulau terlampaui”. Pada saat melakukan kegiatan mengajar dan membelajarkan diselingi dengan permainan-permainan yang dipandu oleh guru dengan melibatkan seluruh siswa, dengan adanya permainan-permainan pada saat kegiatan pembelajaran tersebut, anak-anak terlihat sangat menyukai dan menyenanginya sehingga kesan kaku dalam proses pembelajaran menjadi hilang.