MEMBANGKITKAN KETERAMPILAN PROSES IPA MAHASISWA PGSD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Membuktikan hipotesis melalui praktikum, materi cermin cekung

Riset dan Praktek Pembelajaran PGSD ini adalah mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa semester II Program Pascasarjana Pendidikan Dasar Universitas Negeri Yogyakarta. Melalui mata kuliah ini, secara tidak langsung memberikan bekal sekaligus pengalaman bagi mahasiswa dalam rangka meningkatkan kemampuan pedagogik dan melakukan riset atau penelitian. Mata kuliah yang diampu langsung oleh bapak Dr. Ali Mustadi, M.Pd, memberikan kesempatan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidkan Dasar dalam melakukan inovasi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di perguruan tinggi. Salah satu mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk melakukan riset dan praktek pembelajaran PGSD ini adalah mahasiswa bernama Wiranda Bayu Aditama, di dalam riset dan praktek ini Wiranda Bayu Aditama menawarkan model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.

Program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Magelang menjadi tempat riset dan prakteknya. Mahasiswa ini melakukan riset dan praktek sesuai dengan konsentrasi yang diambilnya, yang kemudian disesuaikan dengan mata kuliah yang akan diampunya yaitu Konsep Dasar IPA dengan 3 SKS. Dalam proses pelaksanaanya setelah melakukan observasi pada mahasiswa PGSD semester II kelas paralel Universitas Muhammadiyah Magelang, ditemukan beberapa masalah salah satu diantaranya adalah ketergantungan mahasiswa terhadap dosen dalam proses pembelajaran yang sangat berlebihan yang berpengaruh pada keterampilan proses IPA mahasiswa. Melihat dari masalah yang ditemukan mahasiswa praktikan ini mencoba memberikan inovasi untuk mengurangi ketergantuangan mahasiswa terhadap dosen tersebut melalui model pembelajaran inquiry.

Melalui model ini mahasiswa diharapakan mampu menjadi seorang yang mandiri dalam memecahkan suatu permasalahan, dengan model pembelajaran berbasis penemuan ini juga diharapkan keterampilan proses yang dimiliki mahasiswa semakin meningkat.

Hasil dari menerapkan model pembelajaran inquiry ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ini lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya, khususnya dalam meningkatkan keterampilan proses mahasiswa. Secara tidak langsung model pembelajaran inquiry ini mengajak mahasiswa untuk melakukan percobaan-percobaan dalam membuktikan sebuah hipotesis, dan dengan melakukan percobaan ini mahasiswa menjadi lebih aktif dalam bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing untuk membuktikan kebenaran sebuah hipotesis melalui praktikum atau melakukan percobaan.