LESSON STUDY BERNUANSA LEARNING TRAJECTORY ALA P2TK DIKDAS

Kegiatan di luar kelas mata kuliah Learning Trajectory yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A., dilaksanakan pada  hari Sabtu 23 Mei 2015, kelas P2TK Dikdas UNY mengadakan open class. Acara ini merupakan rangakain acara  Lesson Study  yang bernuansa Learning Trajectory. Tempat yang dipilih dalam acara ini adalah SD N Sodo Paliyan Gunung Kidul. Wilayah sekolah dasar ini bukan wilayah perkotaan, sehingga bentuk kegiatan pembelajaran harus menyesuaikan wilayah setempat. Menurut Prof. Dr. Marsigit, MA, selaku penggagas kegiatan menuturkan kegiatan ini merupakan praktek pembelajaran sebagai implikasi berbagai ilmu yang telah dipelajari selama kuliah. Dimana selama kuliah merupakan kegiatan perencaan (plan), praktek pembelajaran (do), dan nanti diakhiri dengan refleksi (see). Kegiatan refleksi juga akan dilaksanakan pada waktu perkulian yang terakhir untuk mengevaluasi secara internal berdasarkan teori learning trajectory. Prof. Marsigit berharap dengan kegiatan ini mahasiswa memiliki gambaran tentang Lesson Study yang bernuansa learning trajectory, sehingga lulusan dapat memperbaki kualitas pendidikan di satuan pendidikan masing-masing.

Pelaksanaan Lesson Study di SD Negeri Sodo Gunungkidul merupakan yang pertama kali. Sekolah belm pernah melaksanakan lesson study, sehingga sangat berguna bagi guru dan UPT PPD Kecamatan Paliyan. Siswa pada awalnya merasa grogi karena ditunggui oleh banyak orang, namun dengan berjalannya proses pembelajaran siswa menjadi terbiasa. Dijelaskan oleh guru model bahwa orang-orang yang mengamati bukan untuk memberi nilai kepada siswa, mereka sebenarnya sedang belajar dari siswa bagaimana cara belajar. Guru model juga menjelaskan bahwa siswa kelas 4 yang digunakan sebagai tempat praktek merupakan siswa yang terpilih dan istimewa.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan lesson study berjumlah 20 orang dari kelas P2TK Dikdas dan 9 orang dari kelas A Praktisi. Tahap persiapan dilakukan oleh seluruh kelas P2TK Dikdas yang membantu membuat alat dan media pembelajaran. Sedangkan untuk kegiatan intinya dipersiapkan oleh tim dari mahasiswa P2TK Dikdas berjumlah 4 orang. Sedangkan untuk guru model dari  tim inti tidak semua menjadi model, namun hanya diwakili oleh dua orang mahasiswa,  yaitu Sri Indhah, S.Pd dan Wulan Satyaningsih S.Pd. Mahasiswa yang tidak menjadi guru model dan hadir dalam kegiatan open class menjadi observer.

Acara dimulai pukul 07.30, dan berakhir pukul 13.00. Pejabat yang hadir dalam kegiatan ini adalah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Pengawas SD, Pengawas SMP, Kepala UPT PPD kecamatan Paliyan dan Kepala Sekolah SD Sodo, sekaligus berperan sebagai observer.  Acara diawali dengan persiapan, pelaksanaan open class, dan diakhiri dengan refleksi tentang pembelajaran yang dilaksanakan.

Pembukaan acara dilakukan oleh Kepala Dinas, dan dilanjutkan dengan sambutan dari pejabat yang lain. Kepala Dinas sangat senang karena memilih SD Sodo Paliyan Gunung Kidul sebagai model dalam lesson study. Kepala Dinas berharap bahwa kegiatan ini akan memiliki kelanjutan sehingga dapat berguna bagi masa depan pendidikan di Gunungkidul. Pembelajaran dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 11.00. Pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013, dengan mengambil tema Cita-Citaku. Muatan pelajaran yang dibelajarkan kepada siswa adalah Bahasa Indonesia, Matematika dan SBdP. Bahasa Indonesia tentang cerita cita-cita, Matematika tentang jaring-jaring kubus dan SBdP menghias kubus.

Kegiatan pembelajaran terlihat sangat menyenangkan bagi siswa, awalnya siswa bercerita tentang cita-cita, kemudian menemukan jaring-jaring kubus dan diakhiri dengan menghias kubus. Semua proses menggunakan pendekatan saintifik dan konstruktivisme, dimana siswa benar-benar membangun sendiri pengetahuannya. Siswa menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk kegiatan yang harus dilakukan dalam diskusi.

Proses pembelajaran yang direncanakan berjalan melebihi harapan guru model dan tim. Siswa ternyata memiliki potensi yang luar biasa. Mereka tidak memerlukan ceramah yang panjang lebar, namun dengan sedikit pancingan dan diberikan fasilitas yang dapat mengaktifkan mereka, siswa sudah dapat bekerja dengan mandiri. Di dalam proses inilah learning trajectory terlihat. Dimana ketika siswa belajar dengan urutan dan tahapan yang benar siswa sudah dapat membangun pengetahuannya sendiri. Seorang guru memang perlu belajar bagaimana siswa itu belajar. Jika semua guru memahami bagaimana urutan dan tahapan siswa itu belajar tentu siswa akan dapat mengembangkan potensinya. Dalam proses pembelajaran ini para mahasiswa mulai memahami bagaimana teaching trajectory sebagai penerapan learning trajectory.

Siswa yang tadinya tidak dapat berkonsentrasi dan bekerja sama dengan teman mulai terlihat dapat mengikuti kegiatan diskusi. Ketika siswa diminta maju presentasi, siswa berebut ingin menjadi yang pertama. Kejadian ini di luar dugaan karena tim mengira siswa akan takut untuk maju presentasi, ternyata mereka sangat antusias. Ada beberapa siswa yang tidak dapat dikendalikan dan menjadi pengganggu, guru model kemudian menyiasati dengan memberikan pekerjaan lain yang mendukung kelompoknya, ternyata hal itu efektif. Jadi, kalau ada siswa yang dianggap “nakal”, sebenarnya siswa itu hanya butuh sedikit perhatian dan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya.

Refleksi dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah langsung dilaksanakan setelah kegiatan open class. Kesempatan menyampaikan pendapat diberikan kepada guru tim untuk menyampaikan tantangan dalam melaksanakan open class ini. Selanjutnya Kepala Dinas, Kepala UPT, pengawas dan kepala sekolah. Inti dari refleksi yang disampaikan adalah pembelajaran sudah cukup bagus hanya perlu pembenahan sedikit tentang pembagian kelompok dan presentasi. Hal yang paling utama dipesankan adalah jangan melupakan keteladanan. Artinya guru harus senantiasa memberikan keteladanan dan menanamkan sikap-sikap yang baik dalam setiap proses pembelajaran.

Refleksi kedua dilaksanakan pada saat kuliah hari terakhir di Gedung Lama Pascasarjana lantai 2. Prof. Marsigit menyampaikan selamat atas kesuksesan kegiatan lesson study. Dimana pembelajaran sudah mencerminkan bagaimana learning trajectory dan teaching trajectory. Meskipun ada sedikit yang yang harus dibenahi namun itu wajar. Ada beberapa pendapat yang disampaikan pada waktu refleksi pertama yang belum sesuai dengan pemahaman mahasiswa tentang learning trajectory, itu merupakan perbedaan pendapat dan perbedaan pengetahuan. Maka Prof. Marsigit berpesan agar selalu mempelajari bagaimana siswa itu belajar dan dapat memaksimalkan potensi meskipun akan bertentangan dengan beberapa guru yang belum memiliki pemikiran terbuka. Mahasiswa diharapkan menjai agen pembaharu dalam pendidikan di tempat kerja masing-masing.(Sri Indhah, P2TK Dikdas)