COLLABORATIVE LEARNING DAPAT MEMBUAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENJADI LEBIH MUDAH

Praktik dan riset yang merupakan mata kuliah wajib dilakukan oleh praktikan di PGSD UAD. Mata kuliah yang diampu praktikan adalah matematika lanjut karena praktikan merupakan mahasiswa pendidikan dasar konsentrasi matematika. Pada pembelajaran matematika, pemahaman konsep matematika sangat penting untuk mahasiswa. Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Sampai saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, matematika juga memerlukan pemahaman konsep yang baik, karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan, sehingga untuk mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan. Jika mahasiswa telah memahami konsep-konsep matematika maka akan memudahkan mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika berikutnya yang lebih kompleks.

Observasi yang dilakukan peneliti di kelas II B dan II C Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung pasif dalam menjawab pertanyaan maupun merespon informasi yang diberikan oleh dosen. Beberapa mahasiswa mengaku bahwa ketika dosen menjelaskan suatu pokok bahasan yang baru, terkadang mereka lupa akan inti dari pokok bahasan yang telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Selain observasi tersebut juga dilakukan wawancara kepada dosen matematika PGSD UAD yang menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang awalnya memilih PGSD karena menghindari matematika. Ketika dosen memberikan konsep dan penurunan rumus, mahasiswa cenderung kurang memperhatikan karena mereka lebih suka yang instan, sehingga mereka kurang berpartisipasi dalam perkuliahan. Saat pembelajaran berlangsung mahasiswa tidak berani untuk menanyakan kesulitan dalam memahami materi maupun dalam mengerjakan soal yang diberikan dosen. Inisiatif mahasiswa kurang, hal tersebut nampak ketika dosen memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya maupun berpendapat tidak dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa.

Salah satu pembelajaran yang dapat dijadikan solusi dalam hal ini adalah collaborative learning. Implementasi model collaborative learning memberikan ruang lebih luas kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas karena collaborative learning penekanannya pada diskusi siswa dan keaktifan dalam bekerja dengan materi yang telah disediakan. Prinsip yang mendasari collaborative learning adalah kegiatan saling belajar, dan saling berbagi sehingga dari kegiatan pembelajaran dengan model ini tidak ada siswa yang melejit sendiri, dan tidak ada pula siswa yang tertinggal sendiri. Siswa saling belajar melalui teman sebaya dan berbagi pengetahuan. Collaborative learning tidak mengedepankan sistem kompetisi antarsiswa. Siswa yang memiliki kemampuan lebih membantu siswa yang kurang mampu, begitu pula sebaliknya, siswa yang merasa kurang mampu tidak malu untuk meminta bantuan pada siswa yang mampu, sehingga tercipta suasana saling belajar yang merupakan ciri khas collaborative learning.

Pembelajaran dengan collaborative learning yang dilakukan pada kelas II C PGSD UAD menunjukkan hasil yang positif. Dalam setiap pertemuan dilakukan diskusi antar kelompok. Setiap anggota mahasiswa dalam kelompok yang mempunyai kemampuan lebih membantu yang kurang. Keaktifan mahasiswa juga tercermin. Ketika dilakukan tanya jawab, mahasiswa lebih aktif dalam menjawab dan antusias maju mengerjakan soal yang diberikan. Ketika salah satu angota kelompok maju untuk menjawab pun anggota kelompok yang berda di belakang ikut berpikir dan membantu ketika teman kelompoknya kesulitan dalam mengerjakan. Pemahaman konsep matematika juga mengalami peningkatan, dilihat dari hasil posttest yang mengalami peningkatan dibandingkan pretest.

Herfin Purnamawati, S.Pd.

Pendidikan Dasar A, 17712251013

Universitas Negeri Yogyakarta