Belajar Bersama dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

Semester 2 pada tahun ajaran 2016/2017, Program Studi Pendidikan Dasar S2 UNY mengadakan mata kuliah riset dan praktik pembelajaran di PGSD. Mata kuliah ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para calon pendidik masa depan. Mata kuliah ini memberikan pengalaman yang sangat mengesankan karena mahasiswa diberikan gambaran dan pelatihan langsung dengan terjun ke lapangan untuk merasakan gambaran menjadi seorang dosen. Dari pengalaman yang telah di dapatkan, harapannya mahasiswa memahami bahwa tugas dosen tidak hanya mengajar, namun ada tugas lainnya seperti meneliti dan mengembangkan, serta melaksanakan program pengabdian masyarakat.

Pelaksanaan riset dan praktik yang  penulis lakukan adalah di PGSD Universitas PGRI Yogyakarta semester 2 tahun ajaran 2016/2017 kelas A3-16. Kelas A3-16 berisi 39 mahasiswa dengan 8 mahasiswa laki-laki dan 31 mahasiswa perempuan. Ketika pertama kali melakukan observasi, penulis menilai kelas ini kurang dapat diajak kerjasama karena ketika dosen mengajar, banyak yang berbicara dengan temannya, ada yang bermain HP dan bahkan ada yang makan di kelas. Selain itu ketika dosen bertanya, tidak ada yang menjawab. Dari permasalahan tersebut, muncullah ide penulis untuk melakukan riset yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe LT (Learning Together) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD UPY”.

Setelah melakukan 8 pertemuan tatap muka dengan kelas A3-16. Ternyata persepsi awal penulis benar-benar salah. Dari 8 pertemuan, mahasiswa A3-16 sangat kooperatif dan semangat dalam perkuliahan. Situasi kelas yang biasanya hanya transfer 1 arah, menjadi hidup karena banyak opini yang disampaikan oleh mahasiswa. Selain itu, kemampuan berpikir kritis mahasiswa juga terlihat mengalami peningkatan. Penulis juga merasa bahwa selain mahasiswa PGSD yang belajar, mahasiswa Dikdas pun ikut belajar. Kurang aktifnya mahasiswa dalam perkuliahan bukan semata karena mahasiswanya yang kurang memahami atau kurang mau tau, namun bisa dikarenakan mahasiswa kurang menyukai pembelajaran yang dilakukan. Sebagai dosen, kita juga harus memberi contoh dengan melakukan pembelajaran yang menyenangkan, agar calon gurunya dapat mengambil hikmah dari apa yang mereka pelajari di bangku perkuliahan. -PLK-