Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas I SD melalui Pendekatan Pembelajaran Scientific dan metode Discovery Learning

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi mahasiswa program pendidikan dengan program inovatif yang disesuaikan perubahan jaman. Salah satunya dengan diadakannya mata kuliah Praktik Pembelajaran SD  yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S2 (Pascasarjana) Program studi Pendidikan Dasar.  Mata kuliah ini membekali mahasiswa supaya terampil mengkaji dan menganalisis permaslahan riil disertai inovasinya dan mampu mempraktikkan proses pembelajaran di SD yang meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar. Praktik pembelajaran langsung dilakukan mahasiswa di SD sasaran dan diharapkan akan memghasilkan dampak positif bagi mahasiswa dan pihak sekolah serta siswa yang digunakan untuk praktik.

Praktik Pembelajaran saya laksanakan di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta di kelas I dan IV. Sebelum menyusun perangkat pembelajaran mahasiswa harus melakukan analisis learners diversity untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat. Materi pembelajaran untuk kelas I  adalah fungsi cahaya dan tertib dalam mengikuti kegiatan (Tema Kegiatanku, subtema Kegiatan malam hari, pembelajaran ke-6). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik dengan metode discovery learning dan eksperimen terbimbing . Kegiatan pembelajaran ini diawali dengan menyajikan sebuah masalah melalui cerita. Siswa distimulus untuk berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah dan berpikir untuk mencari solusinya,yaitu dengan percobaan. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk menemukan konsep  fungsi cahaya untuk melihat. Secara bergiliran siswa melihat benda di dalam kotak  yang tertutup melalui lubang kecil pada bagian samping kotak. Selanjutnya tutup kardus dibuka dan siswa melihat kembali. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sehingga siswa dapat mentimpulkan penyebab kita dapat melihat benda.

Dampak positif yang diperoleh dari pembelajaran tersebut adalah siswa mendapat pengalaman langsung dengan mencoba, belajar memecahkan masalah, berdiskusi, bekerja sama dan berkomunikasi dengan bertanya atau menjawab pertanyaan dan presentasi. Siswa juga merasa senang belajardan termotivasi untuk berpikir tingkat tinggi high order thinking, peka terhadap permasalahan di lingkungan sekitar dan mencari pemecahannya. (Tri Rohmani)