Membangun Konsep Materi melalui Discovery Learning

 

Riset dan praktik dilakukan pada mahasiswa S1 semester 4 di Kelas E Prodi PGSD Universitas Ahmad Dahlan dalam mata kuliah Materi Pembelajaran IPA SD. Riset diawali dengan kegiatan observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa persentase skor ketuntasan belajar klasikal mahasiswa sebesar 53,33% dengan kategori sedang. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setengah dari jumlah mahasiswa di kelas E mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi. Pada hakikatnya konsep digunakan manusia untuk berkomunikasi, berpikir ilmiah atau mengaplikasikannya pada masalah yang sedang dihadapi. Sedangkan pemahaman mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. Sehingga pemahaman konsep merupakan penguasaan atas kata-kata, sehingga mahasiswa mendapatkan pengertian yang jelas bukan hanya bersifat hafalan. Kemampuan memahami konsep merupakan hal yang paling mendasar dalam pembelajaran IPA dan menjadi prasyarat untuk menguasai materi atau konsep selanjutnya.

Guna meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa, perlu diterapkan suatu metode pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu. Saat ini telah berkembang pesat suatu metode pengajaran yang mendorong individu untuk berfikir induktif dalam belajar, sehingga pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Metode ini mengutamakan aktifitas memperoleh data dan mengolah informasi sampai menemukan konsep-konsep dari berbagai sumber, misalnya observasi, eksperimen, narasumber di luar sekolah, alam sekitar, dan sebagainya. Metode yang dimaksud adalah metode Guided Discovery Learning yang digunakan praktikan untuk mengatasi permasalahan pemahaman konsep yang terjadi di kelas E PGSD UAD tersebut.

Setelah dilakukannya observasi, praktikan mendapat tugas mengajar selama 6 kali pertemuan. Pada awal pertemuan praktikan mengalami kesulitan dalam mengkondisikan kelas, sehingga praktikan memutuskan untuk mengatur kelompok mahasiswa berbasis Number Head Together (NHT). Pada pertemuan selanjutnya sampai pada pertemuan terakhir, praktikan selalu membuat variasi dalam pengaturan kelompok berbasis Cooperative Learning, seperti Group Investigation, Jigsaw, Snowball Trowing, dan Teams Games Tournament. Kolaborasi ini berdampak sangat baik terhadap mahasiswa yaitu selain pemahaman konsep yang meningkat menjadi 86,67% dengan kategori tinggi, motivasi dan partisipasi mahasiswa juga meningkat. Jadi simpulan yang dapat diambil dari artikel ini adalah metode pengajaran yang menarik dan inovatif seperti Guided Discovery Learning terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa.

 

Oleh: Fitria Fatmawati (16712251045) - DIKDAS B / 2016