Implementasi Metode Eksperimen dan Beyond Centers and circle time (BCCT) Membuat Pembelajaran di SD Menjadi Lebih Bermakna dan Menyenangkan

Salah satu mata kuliah yang menarik pada Program Pasca Sarjana Jurusan Pendidikan  Dasar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY ) adalah melaksanakan praktik pembelajaran di SD. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari praktik perkuliahan ini. Selain mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran, inovasi yang dilakukan mahasiswa juga diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap sekolah tempat praktik sehingga kedepan dapat diterapkan oleh guru-guru yang lain sebagai sumber inspirasi bagi pembelajaran mereka. Dengan demikian tujuan pendidikan nasional akan dapat terwujud dengan baik dan dunia pendidikan di Indonesia akan semakin maju.

Praktik pembelajaran ini dilaksanakan pada bulan November 2016 di kelas V SD Muhammadiyah Sapen yang beralamat di Jalan Bimokurdo No 33 Demangan Gondokusuman Yogyakarta. Berbagai persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan praktik mulai dari koordinasi dengan guru pamong, menentukan materi pembelajaran yang  akan dilakukan, melakukan observasi terhadap siswa untuk menganalisa diversity dari gaya belajar mereka sehingga  mahasiswa dapat memilih metode dan media yang tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Gaya belajar sebagian besar siswa kelas V SD Muhammadiyah Sapen adalah tipe kinestetik dan visual, oleh karena itu mahasiswa memilih metode eksperimen dan Beyond centers and circle time (BBCT) yang dirasa sangat cocok dengan gaya belajar siswa kelas V tersebut . Dalam  metode eksperimen siswa diberikan kesempatan secara berkelompok untuk melakukan suatu proses dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari, mengamati suatu objek, menuliskan hasil percobaan kemudian mempresentasikan hasil percobaan. Penggunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. siswa juga dapat berlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa akan mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dan inilah yang menyebabkan pembelajaran menjadi lebih bermakna .

Sedangkan penggunaan metode BCCT selain menghemat waktu  dan peralatan yang digunakan, metode ini juga membantu mengoptimalkan seluruh aspek kecerdasan anak (multiple intelegence) melalui bermain yang terarah. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus kepada anak sebagai subjek pembelajaran, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator. Setting pembelajaran mampu merangsang anak saling aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalaman sendiri.siswa tentunya akan merasa senang karena mereka belajar sambil bermain. “Student learn best by actively constructing their own understanding”, cara belajar terbaik adalah siswa mengkontruksikan sendiri pengalamannya. Inilah pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa..(Estin Farida)